Danau Roopkund pada dataran tinggi Himalaya bagian India dikenal sebagai Danau Tengkorak, tempat menyimpan ratusan kerangka manusia dari ribuan tahun lalu. Hingga sekarang para peneliti dunia masih berupaya mencari tahu apa yang menyebabkan beberapa orang Asia Tenggara bahkan Yunani meninggal di tempat misterius ini.
Beberapa peneliti awalnya menduga jika kematian massal terjadi karena sambaran petir yang kuat, tetapi tidak ada bukti spesifik yang mampu menjawab alasan tersebut.
“Kami menemukan bahwa sejarah Danau Roopkund lebih kompleks daripada yang pernah kami perkirakan,” ucap David Reich ahli genetika Harvard Medical School, sebagaimana dikutip Science Alert Rabu, 21 Agustus 2019.
Serangkaian tes DNA pun dilakukan pada kerangka agar peneliti dapat mempelajari lebih lanjut asal muasal kehadiran ratusan manusia di Danau Roopkund. Menurut data penelitian yang dipublikasikan melalui jurnal Nature Communications, analisis DNA membuktikan bahwa beberapa kelompok manusia, termasuk yang berasal dari kawasan jauh seperti Mediterania kerap datang ke Danau Roopkund dalam rentang waktu 1.000 tahun.
Analisis DNA dilakukan pada 38 kerangka manusia melalui analisis biomolekuler, rekonstruksi isotop pada pola makan, dan penanggalan radiokarbon. Kemudian hasil analisis dibandingkan dengan 1.521 DNA kuno dan 7.985 DNA manusia modern dari seluruh belahan dunia.
Hasil tes DNA menunjukkan bahwa kerangka yang tersebar di Danau Roopkund terbagi atas tiga kelompok berbeda. Pertama, 23 individu yang berasal dari India moderen, kedua 14 individu dari masa Yunani moderen dan yang terakhir 1 individu berasal dari Asia Tenggara.
Kelompok India datang ke tempat ini pada abad 7 dan 10 yang terbagi dalam beberapa kelompok dengan rentan waktu berbeda, sedangkan kelompok Mediterania dan Asia Tenggara datang pada abad ke 17 dan 20 melalui analisis uji radiokarbon.
“Individu yang termasuk pada kelompok India memiliki pola makan yang bervariasi. Mereka memiliki ketergantungan pada makanan turunan C3 dan C4, sehingga temuan genetik ini menjadi bukti kalau mereka termasuk kelompok Asia Selatan. Sedangkan individu yang berasal dari Mediterania memiliki pola makan yang lebih sedikit,” jelas Ayushi Nayak dari Max Plank Institute.
Fakta mengenai kehadiran orang Yunani di Danau Roopkund mengejutkan para peneliti. Menurut Eadaoin Harney ahli biologi dari Harvard, danau ini tidak hanya menjadi tujuan penduduk lokal, tetapi juga menarik perhatian penduduk dunia.
Meski pun dikenal sebagai tempat misterius, peziarah Hindu moderen tetap melakukan perjalanan menuju tempat suci di India Utara untuk menyembah dewa Nanda Devi melalui danau ini. Para peneliti menduga kematian yang terjadi pada masa lalu mungkin diakibatkan perjalanan ekstrem yang dilalui oleh para penjelajah.
Namun, kehadiran orang Mideterania di wilayah ini membingungkan para peneliti, karena dianggap bukan penziarah Hindu. “Masih belum jelas apa yang membuat para individu datang ke Danau Roopkund dan penyebab kematian mereka. Kami berharap jika penelitian ini dapat menyimpulkan satu analisis mengenai tempat misterius ini,” tutup Niraj Rai dari Birbal Sahni Insitute of PaleosciencesRai.