Apakah Anda sering mendengkur saat tidur di malam hari? Sepintas, kebiasaan mendengkur merupakan hal yang wajar. Namun, banyak kerugian yang dapat ditimbulkan, salah satunya pasangan akan terganggu oleh dengkuran Anda.
Photo by Kuo-Chiao Lin on Unsplash
Bukan cuma itu saja. Sering mendengkur saat tidur mengindikasikan adanya penyakit serius pada tubuh, bahkan yang paling parah dapat menyebabkan kematian.
Menurut dr. Arina Ikasari Muhtadi, SpTHTKL dari Rumah Sakit Royal Progress Jakarta, tidur mendengkur dapat memicu bahaya jika disertai dengan tersumbatnya aliran pernapasan. Gangguan ini disebut obstruktif sleep apnea (OSA), atau berhentinya aliran udara pernapasan karena penyumbatan.
“Gejala obstruktif sleep apnea bisa berupa sakit kepala di pagi hari, tertidur saat beraktivitas di siang hari, atau tidur megap-megap. Kalau berlangsung lebih dari lima menit, otak tidak mendapat suplai oksigen, dan bisa meninggal dunia,” tutur dia, seperti dilansir dari laman Suara.
Ia pun menambahkan, banyak kasus OSA yang berujung pada kematian. Di Indonesia sendiri, kasus OSA cukup tinggi, nomor dua terbanyak di dunia setelah Amerika Serikat. Faktor indeks massa tubuh dan usia menjadi penyebab dari timbulnya gangguan ini.
“Komplikasi yang mungkin terjadi bisa sakit jantung karena jantung terganggu. Penyakit stroke karena aliran darah terhambat. Atau kecelakaan karena mengantuk,” ujar Arina.
Pengobatan untuk sleep apnea, lanjut Arina, dapat dilakukan dengan mengubah gaya hidup pada kasus yang terbilang ringan, seperti menurunkan berat badan dan memperbaiki posisi tidur. Ia menganjurkan agar pria tidur dalam posisi miring agar tidak mengganggu jalannya pernapasan.
“Hindari tidur dengan posisi telentang karena dapat membuat sumbatan jalan napas. Kalau dari sisi medis, disarankan tidur on your side atau sebelah kanan karena tidak ada organ yang tertekan. Di kiri kan ada jantung dan lambung. Lalu berhenti merokok, membatasi konsumsi minuman keras,” katanya.
Sementara pada pria yang mengidap gangguan OSA berat, bisa diatasi lewat operasi pembedahan. Ada pula terapi CPAP yang ditujukan untuk membuka saluran napas selama tidur. Namun, terapi ini seringkali gagal karena pasien enggan memakai masker terapi selama tidur.